Bakunjang Ka Pasar - Festival Pasar Rakyat Banjarmasin 2018/beritabanjarmasin.com |
Bakunjang ka’ Pasar merupakan sebuah kalimat dalam Bahasa Banjar yang berarti berjalan ke pasar. Tema Bakunjang ka’ Pasar dipilih sebagai sebuah ajakan untuk kembali ke pasar rakyat.
Dalam konteks bahasa Banjar istilah bakunjang memiliki arti berjalan antusias tanpa paksaan. Hal ini sejalan dengan semangat dari Festival Pasar Rakyat 2018 Banjarmasin yang ingin membuat pasar rakyat menjadi ibu kandung proses perdagangan masyarakat Banjarmasin.
Sehubungan dengan hal tersebut FPR merupakan bagian dari kampanye nasional Jelajah Pasar Rakyat Nusantara yang digagas pada tahun 2015 lalu oleh Danamon Peduli. Perhelatan ini bertujuan meningkatkan keterlibatan publik, khususnya komunitas lokal yang tumbuh organik di masyarakat dalam pengembangan pasar rakyat.
Melalui FPR, Danamon Peduli ingin menyampaikan pesan sosial yaitu pentingnya nilai, peran dan keberadaan pasar rakyat yang dikemas dalam kegiatan kreatif, edukatif, dan berbudaya.
Pagelaran FPR Banjarmasin juga sekaligus menutup kampanye nasional Jelajah Pasar Rakyat Nusantara 2018, yang didukung oleh Pemerintah Kota Banjarmasin dan komunitas seni budaya lokal yaitu NSA Project Movement, Ruang Teater Pelajar (RTP) kota Banjarmasin, dan Forum Pekerja Seni Kampus (FKPSK) Kalimantan Selatan.
Tercatat enam perguruan tinggi yang ikut berpatisipasi dalam FPR yaitu Universitas Lambung Mangkrat, Universitas Islam Kalimantan Syeih Muhammad Arsyad Al-Banjari, Politeknik Negeri Banjarmasin, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, STKIP PGRI Banjarmasin, dan STMIK Indonesia Banjarmasin.
Kegiatan ini pula turut dihadiri Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Sihard Hadjopan Pohan, dan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor.
“Danamon Peduli secara khusus mengambil peran sebagai mitra pemerintah dalam revitalisasi pasar rakyat. Pada dasarnya kami saling mengisi dan melengkapi program kerja pemerintah yang fokus pada pengembangan pasar," jelas Restu Pratiwi kepada BeritaBanjarmasin.com, Senin (17/9/2018).
Kampanye nasional Jelajah Pasar Rakyat Nusantara dan Festival Pasar Rakyat, menurutnya berupaya mengangkat keberagaman dan kekayaan pasar di Indonesia. "Salah satu aset bangsa yang kita miliki adalah pasar terapung di Kota Banjarmasin," tambahnya.
FPR Banjarmasin telah digelar sejak tanggal 19 Agustus dan 15-16 September 2018 sebagai puncak acaranya. Didukung oleh Heru Prasetya, pegiat budaya asal Solo, serta 49 komunitas dari berbagai lintas sektor ratusan relawan sebagai pengisi acara.
Lokasi pra event dan puncak acara adalah tiga pasar yang terhubung secara langsung dengan aliran sungai Martapura yakni Pasar Blauran, Kuripan dan Pasar Terapung Siring Piere Tendean. "Pasar Terapung Siring Banjarmasin menjadi sentral dari ketiga pasar tersebut," terang Novyandi Saputra Direktur Program FPR Banjarmasin.
Pada masing-masing venue, menurutnya akan digelar berbagai kegiatan kesenian dan sosial selama Pra event dan puncak acara. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam FPR 2018 diantaranya seperti soft lauching, Aruh Pasar Baharum Banua, pertunjukan seni, Pasar Monolog, Bunyi Tubuh Pasar, Konfrensi Pers, pemutaran film pendek dari berbagai kota di Indonesia, workshop film pendek, workshop manyirang kain, pameran foto oleh Komunitas Hunting Pasar, lomba mangudak pasar, dan Work in Progres Ariel Lawang “Berawal dari titik”. (ayo/sip)
Posting Komentar